Evaluasi 36 Genotipe Padi Gogo Terhadap Cekaman Biotik Dan Abiotik Pada Enam Lokasi Berbeda

Evaluasi 36 Genotipe Padi Gogo Terhadap Cekaman Biotik Dan Abiotik Pada Enam Lokasi Berbeda

Penulis

  • Yashanti Berlinda Paradisa Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia image/svg+xml
  • Sri Indrayani Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia image/svg+xml
  • Heru Wibowo Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia image/svg+xml
  • Ambar Yuswi Perdani Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia image/svg+xml
  • Dody Priadi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia image/svg+xml
  • Puspita Deswina Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia image/svg+xml
  • Eko Binnaryo Mei Adi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia image/svg+xml
  • Enung Sri Mulyaningsih Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia image/svg+xml
  • Yuli Sulistyowati Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia image/svg+xml
  • Yuliana Galih Dyan Anggraheni Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia image/svg+xml
  • Fiqolbi Nuro , Pusat Riset Mikrobiologi Terapan, Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan, BRIN

DOI:

https://doi.org/10.33019/agrosainstek.v6i1.286

Kata Kunci:

aluminium, hama, kekeringan, padi gogo, penyakit, salinitas

Abstrak

Cekaman biotik dan abiotik selama budidaya merupakan salah satu tantangan dalam peningkatan produksi padi gogo. Cekaman dapat berskala ringan hingga berat sehingga berpotensi menurunkan hasil. Mengetahui kemampuan tanaman dalam beradaptasi dengan lingkungan tercekam sejak dini merupakan informasi penting dalam perakitan varietas unggul baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis cekaman yang muncul pada 36 galur padi gogo serta mengetahui kemampuan adaptasi galur tersebut dalam menghadapi cekaman lingkungan.  Bahan genetik yang digunakan adalah 36 galur padi gogo hasil persilangan dan 2 varietas pembanding yang ditanam sebanyak 4 ulangan. Galur ditanam pada 2 lokasi per daerah dari Propinsi Lampung, DI. Yogyakarta, dan Jawa Timur dimana memiliki jenis tanah dan ketinggian yang bervariasi. Data yang diperoleh dilakukan analisis secara deskriptif dan dilakukan tabulasi serta dihitung rata-rata skoring cekaman biotik dan abiotik yang terjadi pada setiap lokasi. Berdasarkan hasil pengamatan, cekaman biotik yang ditemukan pada pertanaman adalah Blas Daun, Blas Leher, Hawar Daun Bakteri, Bercak Coklat, Hawar Daun Jingga, Tikus, Burung, Hama Putih Palsu, dan Penggerek Batang. Sedangkan Cekaman abiotik yang ditemukan adalah kekeringan dan salinitas. Selain itu, diketahui bahwa G26 tahan terhadap cekaman biotik baik yang disebabkan hama maupun peyakit, galur G29 toleran kekeringan dan galur G6 toleran salinitas.

Unduhan

Data unduhan tidak tersedia.

Referensi

[IRRI] International Rice Research Institue. 2013. Standard Evaluation System for Rice. 5th ed. Philippines: International Rice Research Instiitute. http://www.clrri.org/ver2/uploads/SES_5th_edition.pdf.

[PPT] Pusat Penelitian Tanah. 1983. Term of Reference Survei Kapabilitas Tanah. Proyek Penelitian Pertanian Menunjang Transmigrasi (P3MT). Puslittan Bogor.

Angessa TT, Li C. 2016. Exploration, Identification and Utilization of Barley Germplasm for Barley Improvement. In: Zhang G, Li C, editors. Exploration, Identification and Utilization of Barley Germplasm. Elsevier Inc. p. 223–240. http://dx.doi.org/10.1016/B978-0-12-802922-0/00009-1.

Baehaki S. 2015. Hama Penggerek Batang Padi dan Teknologi Pengendalian. Iptek Tanam Pangan. 8(1):1–14.

Cristanti LD, Arisoesilaningsih E. 2013. Pertumbuhan Padi Hitam dan Serangan Beberapa Herbivor di Sawah Padi Organik Kecamatan Kepanjen. J Biotropika. 1(5):221–225. https://www.biotropika.ub.ac.id/index.php/biotropika/article/view/197.

Darmanti S. 2016. Pengaruh Kumulatif Cekaman Biotik dan Abiotik Terhadap Penurunan Pertumbuhan Tajuk Tanaman Kedelai [Glycine max (L.) Merr.] cv. Grobogan. Bul Anat dan Fisiol. 1(1):48–53.

Deng G, Zou Q, Chen Y, Wang L, Huang G, Cui Y, Ding M, Wang Y. 2019. The complete mitochondrial genome of Cochliobolus miyabeanus (Dothideomycetes, Pleosporaceae) causing brown spot disease of rice. Mitochondrial DNA Part B. 4(2):2832–2833. doi:10.1080/23802359.2019.1660273.

Hafif B. 2016. Optimasi Potensi Lahan Kering Untuk Pencapaian Target Peningkatan Produksi Padi Satu Juta Ton Di Provinsi Lampung. J Penelit dan Pengemb Pertan. 35(2):81–88. doi:10.21082/jp3.v35n2.2016.p81-88.

Hairmansis A, Supartopo, Suwarno. 2015. Seleksi Varietas Partisipatif Terhadap Galur-Galur Elit Padi Gogo di Lahan Petani. Ilmu Pertan. 18(2):61–68. doi:https://doi.org/10.22146/ipas.8600.

Idwar I, Hamzah A, Nasrul B. 2019. Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Marginal Kering untuk Budidaya Padi Gogo di Riau. Unri Conf Ser Agric Food Secur. 1:190–198. doi:10.31258/unricsagr.1a25.

Irawan B. 2015. Dinamika Produksi Padi Sawah dan Padi Gogo : Implikasinya Terhadap Kebijakan Peningkatan Produksi Padi. In: Pasandaran E, Rachmat M, Hermanto, Ariani M, Sumedi, Suradisastra K, Haryono, editors. Memperkuat Kemampuan Swasembada Pangan. IAARD PRESS. p. 68–88. http://www.litbang.pertanian.go.id/buku/swasenbada/BAB-II-4pdf.

Jalil M, Sakdiah H, Deviana E, Akbar I. 2016. Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Padi (Oryza sativa L) pada Berbagai Tingkat Salinitas. J Agrotek Lestari. 2(2):63–74.

Juanda BR. 2016. Peningkatan Produksi Padi Melalui Potensi dan Pengembangan Wilayah Produksi Benih Unggul di Propinsi Aceh. AGROSAMUDRA, J Penelit. 3(2):72–80.

Khaeruni A, Taufik M, Wijayanto T, Johan EA. 2014. Perkembangan Penyakit Hawar Daun Bakteri pada Tiga Varietas Padi Sawah yang Diinokulasi pada Beberapa Fase Pertumbuhan. J Fitopatol Indones. 10(4):119–125. doi:10.14692/jfi.10.4.119.

Kusmiyati F, Sumarsono, Karno. 2014. Pengaruh Perbaikan Tanah Salin Terhadap Karakter Fisiologis Calopogonium mucunoides. Pastura J Ilmu Tumbuh Pakan Ternak. 4(1):1–6.

Lubis E, Hermanasari R, Sunaryo, Santika A, Suparman E. 2007. Toleransi galur padi gogo terhadap cekaman abiotik. Apresiasi Has Penelit Padi 2007.:725–739. http://www.litbang.pertanian.go.id/special/padi/bbpadi_2008_p2bn2_16.pdf.

Mosa KA, Ismail A, Helmy M. 2017. Plant Stress Tolerance. Springer International Publishing.

Muharam, Saefudin A. 2016. Pengaruh Berbagai Pembenah Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Populasi Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa, L) Varietas Dendang Di Tanah Salin Sawah Bukaan Baru. J Agrotek Indones. 1(2):141–150. doi:10.7868/s0869565216210155.

Mulyani A, Nursyamsi D, Syakir M. 2017. Strategi Pemanfaatan Sumberdaya Lahan untuk Pencapaian Swasembada Beras Berkelanjutan. J Sumberd Lahan. 11(1):11–22. doi:10.21082/jsdl.v11n1.2017.11-22.

Mulyaningsih ES, Perdani AY, Indrayani S, Suwarno S. 2016. Seleksi Fenotipe Populasi Padi Gogo untuk Hasil Tinggi, Toleran Alumunium dan Tahan Blas di Tanah Masam. J Penelit Pertan Tanam Pangan. 35(3):191–198. doi:10.21082/jpptp.v35n3.2016.p191-197.

Nuryanto B. 2018. Pengendalian Penyakit Tanaman Padi Berwawasan Lingkungan Melalui Pengelolaan Komponen Epidemik. J Penelit dan Pengemb Pertan. 37(1):1–12. doi:10.21082/jp3.v37n1.2018.p1-8.

Paradisa YB, Indrayani S, Mulyaningsih ES. 2018. Pengujian ketahanan sembilan kultivar padi lokal terhadap tiga ras utama penyakit blas. Pros Semin Nas Biodivers Indones. 4(2):107–110. doi:10.13057/psnmbi/m040202.

Pratiwi T, Karmanah K, Gusmarianti R. 2017. Inventarisasi Hama Dan Penyakit Tanaman Jati Unggul Nusantara Di Kebun Percobaan Cogrek Bogor. J Sains Nat. 2(2):123–133. doi:10.31938/jsn.v2i2.42.

Puspafirdausi FA, Sofyan ET, Fitriatin BN. 2017. Aplikasi Konsorsium Pupuk Hayati Terhadap Populasi Bakteri Pelarut Fosfat dan Bobot Kering Padi (Oryza Sativa L.) Pada Beberapa Tingkat Salinitas. Jur Agroekotek. 9(1):61–67.

Sardhara K, Mehta K. 2018. Effects of Abiotic and Biotic Stress on the Plant Xournals. Acad J Bot Sci. 01(01):5–9.

Saylendra A, Nurmayulis, Ahdiani P. 2017. Potensi Pseudomonas sp. untuk Mengendalikan Penyakit Hawar Daun Bakteri (Xanthomonas oryzae pv. Oryzae) Secara In Vitro. Agrosainstek. 1(1):34–38.

Semangun H. 2008. Penyakit-penyakit Tanaman Pangan di Indonesia. kedua. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Sihombing TM, Damanhuri, Ainurrasjid. 2017. Uji Ketahanan Tiga Genotip Padi Hitam ( Oryza Sativa L .) Terhadap Cekaman Kekeringan. J Produksi Tanam. 5(12):2026–2031.

Singh R, Sunder S, Agarwal R. 2014. Brown spot of rice : an overview Brown spot of rice : an overview. Indian Phytopathol. 67(3):201–215.

Singla J, Krattinger SG. 2016. Biotic Stress Resistance Genes in Wheat. 2nd ed. Elsevier Ltd. http://dx.doi.org/10.1016/B978-0-12-394437-5.00229-1.

Sitaresmi T, Wening RH, Rakhmi AT, Yunani N, Susanto U. 2015. Pemanfaatan Plasma Nutfah Padi Varietas Lokal dalam Perakitan Varietas Unggul. Iptek Tanam Pangan. 8(1):22–30.

Song Ai N, Tondais SM, Butarbutar R. 2010. Evaluasi Indikator Toleransi Cekaman Kekeringan Pada Fase Perkecambahan Padi (Oryza Sativa L.). J Biol. 14(1):50–54. doi:10.24843/jbiounud.

Sopialena, Sahid A, Stella N, Rugian T. 2021. Pengendalian Hama Penting Tanaman Padi Menggunakan Jamur Beauveria bassiana Bals. J Agrifor. XX(1):25–34.

Sudir, Nasution A, Santoso, Nuryanto B. 2015. Penyakit Blas Pyricularia grisea pada Tanaman Padi dan Strategi Pengendaliannya. Iptek Tanam Pangan. 9(2):85–96.

Sudir, Suparyono. 1996. Keparahan Penyakit Hawar Daun Jingga pada Beberapa Galur dan Varietas Padi. J Perlindungan Tanam Indones. 2(1):5–11. doi:10.22146/jpti.9359.

Suganda T, Yulia E, Widiantini F, Hersanti H. 2016. Intensitas Penyakit Blas (Pyricularia oryzae Cav.) pada Padi Varietas Ciherang di Lokasi Endemik dan Pengaruhnya terhadap Kehilangan Hasil. J Agrik. 27(3):154–159. doi:https://doi.org/10.24198/agrikultura.v27i3.10878.

Sujinah, Jamil A. 2016. Mekanisme Respon Tanaman Padi terhadap Cekaman Kekeringan dan Varietas Toleran. Iptek Tanam Pangan. 11(1).

Sulistyono E, Suwarno, Lubis I. 2012. Karakterisasi Morfologi dan Fisiologi untuk Mendapatkan Marka Morfologi dan Fisiologi Padi Sawah Tahan Kekeringan ( -30 kPa ) dan Produktivitas Tinggi ( > 8 ton / ha ). J Ilmu Pertan Indones. 17(2):96–102.

Supriyanto B. 2013. Pengaruh Cekaman Kekeringan Terahadap Pertumbuhan Dan Hasil Padi Gogo Lokal Kultivar Jambu (Orysa sativa Linn). J AGRIFOR. XII(1):77–82.

Susianto NC, Hariyono D, Aini N. 2016. Pengaruh Aplikasi Gypsum Dan Pupuk Kandang Sapi Pada Tanah Salin Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai ( Glycine max L . Merril ). Plantropica J Agric Sci. 1(2):55–63.

Vashisth T, Kadyampakeni D. 2019. Diagnosis and management of nutrient constraints in citrus. In: Srivastava AK, Hu C, editors. Fruit Crops: Diagnosis and Management of Nutrient Constraints. Elsevier Inc. p. 723–737. http://dx.doi.org/10.1016/B978-0-12-818732-6.00049-6.

Zulaika Z, Soekarno BP, Nurmansyah A. 2018. Pemodelan Keparahan Penyakit Blas pada Tanaman Padi di Kabupaten Subang. J Fitopatol Indones. 14(2):47–53.doi:10.14692/jfi.14.2.47.

Diterbitkan

2022-06-30

Cara Mengutip

“Evaluasi 36 Genotipe Padi Gogo Terhadap Cekaman Biotik Dan Abiotik Pada Enam Lokasi Berbeda: Evaluasi 36 Genotipe Padi Gogo Terhadap Cekaman Biotik Dan Abiotik Pada Enam Lokasi Berbeda” (2022) AGROSAINSTEK: Jurnal Ilmu dan Teknologi Pertanian, 6(1), hlm. 12–22. doi:10.33019/agrosainstek.v6i1.286.